BLANTERORBITv102

    Review Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya | Keigo Higashino

    Jumat, 08 April 2022

     

    sinopsis novel keajaiban toko kelontong namiya

    Review Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya

    Surat Masa Lalu untuk Masa Depan


    Ruang Resensi | Berhenti sebagai insinyur dan beralih menjadi seorang penulis bukanlah keputusan mudah. Namun, Keigo Higashino benar-benar melakukannya. Keseriusan dalam dunia tinta pun membuahkan berbagai macam penghargaan baginya. Seperti penghargaan prestisius Naoki Prize Jepang untuk novel terbaik melalui The Devotion of Suspect X (Kesetiaan Mister X). Serta Japan Mystery Writers Association Award untuk novel Himitsu yang pertama kali terbit tahun 1998.

    Kali ini, Keigo Higashino datang dengan Keajaiban Toko Kelontong Namiya yang melibatkan Shota, Kohei, dan Atsuya terhubung dengan orang-orang di masa lalu. Melalui surat-surat yang datang silih berganti, novel ini akan menyuguhkan kisah hangat dengan berbagai macam kejadian yang dihadapi oleh tokoh-tokohnya. Terbit pertama kali—di Jepang--tahun 2012, selain menyandang titel international bestseller, novel ini juga sudah difilmkan. 

    Review Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya

    Shota, Kohei, dan Atsuya baru saja melakukan pencurian di rumah kecil milik seorang direktur wanita. Lalu kabur menggunakan mobil Toyota Crown tua. Malangnya, belum terlalu jauh meninggalkan tempat perkara, mobil itu tak bisa lagi digunakan karena baterainya habis. Alhasil, ketiganya harus tersuruk-suruk menuju rumah sekaligus toko kelontong di atas bukit yang kebetulan ditemukan Shota--dia mengetahui saat menguntit si Direktur Wanita sebelumnya.

    Setelah masuk ke dalam toko kelontong, mereka mendapatinya dalam keadaan tak terurus, semua serba kotor dan berdebu--karena memang sudah lama ditinggalkan. Lalu, Kohei menggerutu akan susah tidur kalau perutnya lapar, sedang Shota mengeluh tak bisa tidur di tempat yang penuh debu.

    Akhirnya, Atsuya berinisiatif memeriksa toko dan menemukan shoji yang bisa dijadikan alas tempat tidur. Saat itulah dia terkejut karena ada sebuah amplop yang jatuh dari lubang surat di pintu gulung toko. Dia kira polisi sudah mengepung mereka, tapi setelah mengintip dari lubang, di luar nampak sepi dan lengang. Surat pun ditunjukkan kepada Kohei dan Shota. Ketiganya sangat terkejut ketika membaca isinya.

    Si penulis surat yang bernama (Nona) Kelinci Bulan mengaku sedang dalam keadaan bingung karena harus memilih, antara mengikuti olimpiade atau merawat kekasihnya yang sedang sekarat di atas pembaringan akibat kanker dan tak mungkin bisa disembuhkan lagi. Sebenarnya dia sudah berencana meninggalkan olimpiade, tapi sang kekasih malah mencegahnya dan memaksa agar tetap fokus latihan, serta berjuang untuk kejuaraannya.

    Kohei memiliki rasa peduli dan sedikit polos, sedang Shota cenderung lebih bijak. Keduanya memutuskan untuk membalas surat tersebut. Hal itu mengundang perdebatan dengan Atsuya yang dominan acuh tak acuh. Pada akhirnya, surat balasan pun dikirim dengan saran si Nona Kelinci Bulan mengajak kekasihnya setiap kali pergi latihan.

    Kejadian berikutnya membuat ketiga orang itu bertambah bingung karena baru sekitar lima menit surat balasan dikirim, surat jawaban dari Nona Kelinci sudah tiba. Dia mengatakan bahwa hal tersebut tidak memungkinkan karena kondisi kekasihnya. Dirinya berandai-andai, sekiranya ada ponsel sekaligus TV (maksudnya ponsel yang bisa melakukan video call) tentu semuanya akan lebih mudah.

    Shota, Kohei, dan Atsuya semakin keheranan setelah membacanya. Lalu membalas bahwa sudah ada ponsel seperti itu dan tersedia dengan berbagai macam merk. Akan tetapi, Nona Kelinci menganggap mereka hanya bercanda dan menyangka itu sebuah lelucon untuk menghiburnya. Ketiganya pun tercengang.

    Setelah berkirim surat lagi dan melakukan diskusi, akhirnya mereka menarik kesimpulan bahwa Nona Kelinci berasal dari masa lalu, sekitar tahun 1979.

    Kemudian, surat-surat lain pun tiba. Seorang Musisi Toko Ikan yang mengeluh, antara harus melanjutkan warisan ayahnya menjual ikan atau menggeluti bidang musik yang disukainya.

    Ada pula Sosok Anak Anjing yang Kebingungan yang merasa dilema, antara tetap bekerja di sebuah perusahaan sebagai pegawai atau fokus menjadi hostes di sebuah kelab malam.

    Shota, Kohei, dan Atsuya yang berada di masa depan tentu mengetahui peristiwa-peritiwa yang telah terjadi dalam kurun waktu sebelumnya. Dengan bantuan informasi di internet, mereka menjawab surat sebaik mungkin. Walau sering terjadi perdebatan dengan si pengirim, ketiganya selalu berhasil memberi saran dan nasehat yang bijak. 

    Mungkin, dari review novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya  di bagian sinopsis ini, Anda sudah memiliki persepsi seperti apa isi novel. Untuk lebih meyakinkan, mari ulas sedikit lagi.

    Kelebihan dan Kekurangan Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya

    Menjadikan Toko Kelontong Namiya sebagai poros utama dan Taman Marumitsu sebagai penghubung antar tokoh, Keigo Higashino berhasil membuat kejutan-kejutan kecil dan plot twist dalam ceritanya.

    Kejelian membubuhkan detail cerita dalam setiap plot jua patut diberi pujian. Seperti kotak susu yang dipertanyakan Kohei (hal 11), atau majalah yang ditemukan Atsuya (hal 12), sehingga menyelamatkan alur dari plot hole. Sekiranya Keigo melupakan ini, pasti akan meninggalkan lubang besar dalam novelnya.

    Selain itu, tokoh-tokoh masa lalu pun diberi latar yang cukup kuat dengan peristiwa yang terjadi di zaman tersebut, cohtohnya Olimpiade Moskow 1980 dibarengi dengan invasi Uni Soviet terhadap Afghanistan. Juga keberadaan The Beatles yang aktif pada tahun 1960-1970.

    Sayangnya, keseriusan Keigo dalam merinci cerita agak berlebih pada bagian The Beatles, membuatnya cenderung membosankan.

    Pada bagian surat menyurat dengan Nona Kelinci Bulan terjadi sedikit kerancuan. Surat yang awalnya dibalas oleh Kohei menggunakan huruf hiragama--dengan tulisan cakar ayam (hal 28), kemudian diambil alih oleh Shota yang menulis dengan huruf kanji (hal 47), apakah tidak menimbulkan tanda tanya bagi Nona Kelinci Bulan yang menerima balasan dengan tulisan berbeda?

    Jangan berharap sesuatu yang fantastis dan spektakuler dengan kata “keajaiban” di judul novel ini. Nyatanya, semua hanya tentang toko kelontong, surat, dan masa lalu.

    Kesimpulan novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya: berkisah tentang tiga orang yang terjebak di toko kelontong atas bukit dan ajaibnya menghubungkan mereka dengan masa lalu. Direkomendasikan pada pembaca yang suka genre drama fantasi.

    Identitas Novel

    Judul: Keajaiban Toko Kelontong Namiya
    Judul Asli: Namiya Zakkaten No Kiseki
    Pengarang: Keigo Higashino
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Tahun Terbit: 2020
    Tebal: 400 halaman
    ISBN: 978-602-06-4829-3
    EISBN: 978-602-06-4828-6
    Harga: 117.000

    Sekian review novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Semoga Bermanfaat.


    Baca juga: Resensi Novel Ayah |Andrea Hirata


    Author

    Moera Ruqiya

    Panggil aku, Moera.