BLANTERORBITv102

    Resensi Novel Resign | Almira Bastari

    Rabu, 28 September 2022
    review novel resign almira bastari

    Kerja Bagai Kuda, Mau Resign Tak Bisa

    Resensi Novel Resign Almira Bastari

    Ruang Resensi | Novel Resign lahir sebagai humor satir kepada generasi milenial yang kerap merasa tidak puas dengan zona kerja miliknya; gaji belum memuaskan, manajemen kurang mumpuni, vibes tak nyaman, hingga rekan-rekan yang tak senafas dan sejalan.

    Melalui The Cungprets, Almira ingin menjelaskan lika-liku kehidupan pegawai kantoran, khususnya di dunia konsultan; ambisi sang bos, teror pekerjaan, hingga depresi berkelanjutan yang menjadi makanan sehari-hari.

    Tidak semua orang bahagia di tempat kerja, beberapa mungkin sudah merasa di ujung tanduk untuk mengajukan surat resign. Memilih tetap bertahan karena tuntutan ekonomi, menjaga gengsi, atau khawatir dan pesimis terhadap lowongan di luar sana. Walau realitanya, medan kerja sudah menjelma seperti neraka.

    Sinopsis Novel Resign Almira Bastari

    Kisah dibuka dengan kejengkelan Alranita pada sang bos yang meminta revisi untuk kesepuluh kalinya. Memang, bekerja di bawah bos yang menuntut kesempurnaan bisa makan hati setiap hari. Apalagi, yang direvisi bukan hal subtansial; sekadar menggeser koma, membubuhkan titik, atau membetulkan typo.

    Belum sampai lima menit Alranita meninggalkan ruangan bos, dirinya malah dipanggil kembali untuk ikut serta meeting bersama klien. Padahal, revisi harus disubmit siang itu, sedang jam sudah menunjukkan pukul 13.00. Meski dia sudah menjelaskan kondisinya, sang bos yang bernama Tigran tetap tak begitu peduli.

    Di lift, Alranita kembali mendapat semprotan dari sang bos karena ketahuan mau resign dari kantor. Walau sudah berusaha membuat alibi sakit demi mengikuti wawancara di sebuah perusahaan asing, tetap saja hal tersebut bisa terendus.

    Selain Alranita, ada Karenina--dipanggil Mbak Karen--yang juga punya misi angkat kaki meski baru bekerja 6 bulan. Pasalnya, dia selalu didamprat habis-habisan karena hasil kerja yang tak memuaskan. 

    Lalu, ada Mas Andre yang juga ingin hengkang dari kantor terkutuk ini. Persoal SOP yang kurang rapi dan lembur yang tidak berperikemanusiaan. Dirinya baru bekerja sekitar 8 bulan.

    Menyusul kemudian Carlo yang juga ingin kabur demi mendapat pekerjaan dengan gaji lebih tinggi karena baru saja membina rumah tangga.

    Jadilah, empat orang yang bergelar The Cungprets ini membuat taruhan. Siapa yang terakhir resign akan mentraktir semua anggota, sedang yang pertama tidak menanggung apa-apa.

    Alranita, Mbak Karen, dan Mas Andre bekerja di bawah kendali Tigran, sang bos ganteng berhati iblis. Sedang Carlo berada di divisi lain, tapi tetap terlibat jika ada proyek tertentu.

    Hari-hari tetap berjalan seperti biasa. The Cungprets masih berusaha menyebar CV kemana-mana berharap dapat panggilan wawancara. 

    Alranita pun masih tidak lepas dengan pekerjaan lemburan yang dilemparkan sang bos sekehendaknya. Misal, saat rapat dengan Bos Managing Director yang protes karena  ada kekurangan data di dalam sebuah proposal, jelas-jelas leader project-nya Mbak Karen dan  bertangungjawab untuk membenahinya, tapi malah Alranita yang menanggungnya. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.

    Meski dirinya sudah berusaha melakukan manuver-manuver jitu untuk resign, tetap saja masih bisa ditepis oleh Tigran. 

    Saban hari, wawancaranya di sebuah perusahaan konsultan gagal total karena diteror telpon sang bos. Ketika menerima panggilan wawancara di perusahaan telekomunikasi, dia malah dikirim ke Kuala Lumpur untuk mengikuti training modul finance. Bahkan, ketika sudah satu meja dengan orang dari Paul Pacific Place, Tigran tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya.

    The Cungprets--Carlo, Mbak Karen, Mas Andre, pun bergerak dengan cara masing-masing; Mbak Karen melancarkan strategi agar bisa pindah ke divisi Bu Sinta, Mas Andre mengajukan surat resign, tapi malah diberi counter offer, sedang Carlo masih menggelinding bola diam-diam.

    Di tengah hiruk-pikuk pekerjaan Alranita yang makin mengenaskan, hadirlah anak baru bernama Sandra. Rupanya, dia memiliki informasi level tinggi tentang rahasia sang bos, menjadikan dirinya langsung dinobatkan sebagai anggota resmi The Cungprets. Walau demikian, tetap saja pada ujungnya Sandra menjadi beban bagi Alranita sebab masih minim pengalaman dan sok bisa.

    Selain lelah fisik karena lembur yang tak berkesudahan, Alranita juga menerima kejutan mental karena terlibat skandal bersama sang bos; mulai dari menjadi pasangan di pernikahan Carlo, sampai pergi ke bioskop berdua. Mau tak mau, telinganya berdenging karena menjadi bahan gosip The Cungprets.

    Akhir tahun, dia mengajukan cuti untuk merefresh pikiran dan mencari ketenangan. Meski dengan susah payah, dia akhirnya bisa memenangi perdebatan dengan Tigran dan berhasil mendapat izin lima hari. Lalu memilih Langkawi sebagai destinasi.

    Sayangnya, plan menikmati hari-hari indah itu buyar karena Tigran--entah bagaimana--jua muncul di Langkawi. Seluruh rencana Alranita berantakan. Dia langsung membatalkan semua reservasi. Herannya, skandal dengan sang bos terus menerus berlanjut dan malah menimbulkan perasaan aneh di hatinya. Apakah itu disebut dengan cinta? Omong kosong!

    Mempersoalkan Agama Alranita(?)

    Apakah Alranita beragama Islam? Sepertinya demikian. Sebagaimana dia mengucap subhanallah (hal 148) saat melihat ketampanan Arya. Atau kalimatnya pada halaman 90 saat bersama Tigran, "Kalau liburan berdua sama yang bukan muhrim itu malah dosa lho, Pak", yang menunjukkan identitasnya sebagai Muslimah. Walau sebenarnya, kalimat tersebut belum cukup menjadi bukti keislaman seseorang.

    Akan tetapi, nampaknya Almira tidak memberi pemahaman agama yang baik kepada tokoh ini, karena dia mengucap perkataan yang seharusnya tak boleh diucapkan. Pada halaman 42, Alranita membetik, Tuhan, alam, kosmik, tolong bersatu di pihakku. Di sini, Alranita telah melakukan kesyirikan dalam ucapan karena menyandingkan Tuhan dengan alam dan kosmik. Seyogyanya, hal tersebut tidak patut dilakukan dalam agama. Meski berdalih novel ini bukan novel religi, tak berarti hal yang tak diperbolehkan dalam agama menjadi mubah dalam novel nongenre religi.

    Di halaman 101, agama Alranita kembali dipertanyakan dalam kalimat tiba-tiba ajaran Budha, kata-kata mutiara Dalai Lama, juga pesan-pesan profesorku tentang amarah dan memaafkan berjejalan masuk ke otakku. Apakah dia menganut ajaran Budha? Atau hanya sekadar belajar teologi? Atau ajaran lintas agama?

    Kelebihan dan Kekurangan Novel Resign Almira Bastari

    Background Almira sebagai analis di sebuah financing company di Jakarta, menjadikan novel ini benar-benar terasa hidup. Dia benar-benar mampu menyajikan realita dalam dunia konsultan, baik dari segi istilah-istilah, kesibukan-kesibukan yang ada di dalamnya, termasuk latar tempat dan suasananya.

    Demikian pula dialog-dialog antar tokoh, mengalir layaknya obrolan sehari-hari. Misal, pada halaman 11, obrolan The Cungprets tentang Alranita yang ketahuan melakukan wawancara di Sampoerna Strategic, atau percakapan antara Alranita dan Tigran di halaman 33, jua seloroh mereka ketika membahas anak baru alias Sandra, terasa sangat natural dan apa adanya. Pada halaman-halaman berikutnya pun Almira masih konsisten dengan hal itu.

    Almira jua mendatangkan beberapa sarkasme yang relate dan setakar dengan karakter di dalam novel Resign-nya, terutama Tigran. Seperti halaman 17, "Gila, ini cowok ganteng-ganteng mulutnya kayak sambal rujak berkaret dua!" atau di halaman 52, "Gue curiga si bos anak dari film The Omen versi tumbuh dewasa" dan masih ada muncul di lembaran-lembaran berikutnya.

    Untuk menambah nilai plus dalam novel ini, Almira jua menyuguhkan kutipan-kutipan kocak dan konyol di setiap babnya. Seperti halaman 10, "Makan siang adalah surga rumpi" atau di halaman 25, "Seburuk-buruknya bos, suatu saat ada baiknya juga, walau cuma setitik" atau di halaman 55, "Anak baru boleh ramah, asal jangan cari muka". Halaman 82, "Apa yang sudah kamu kerjakan sampai kamu merasa pantas mengajukan cuti?". Tak tanggung-tanggung, kutipan-kutipan tersebut dimulai dari bab awal hingga akhir. 

    Kendati demikian, novel yang mengintikan resign sebagai tema besar dan perwujudan dari eksistensi para tokoh, masih terasa dangkal dan kurang tajam. Mengingat taktik-taktik yang dipraktikkan karakter di dalamnya hanya siasat di balik layar atau tipu muslihat yang biasa dan standar; alibi cuti, izin urusan keluarga, atau pura-pura sakit.

    Konfrontasi dengan sang bos pun belum terbuka dan frontal, hanya bersifat disiden dingin berupa keluhan-keluhan batin di dalam hati atau sambatan-sambatan senyap di antara kubikel. Tidak ada makar atau pemberontakan untuk menyuarakan "kelelahan" yang sudah menggerogoti logika dan nalar sebagai manusia.

    Mungkin, Alranita bisa diberi sedikit peran "membantah" kepada Tigran agar alasan resign menjadi semakin kuat dan nyata. Yah, bagaimanapun, mereka adalah cungpret yang bekerja secara profesional walau di bawah ke semena-menaan sang bos. 

    Selain itu, kehadiran Alranita agak mendominasi dalam novel ini. Padahal, kesepakatan resign dilakukan oleh seluruh anggota The Cungprets. Namun, sepak terjang anggota yang lain dalam melakukan resign dinampakkan sekilas-sekilas saja. Pada akhirnya, malah berujung drama cinta antar sang bos dan kacungnya. 

    ***

    Kesimpulan novel Resign karya Almira Bastari: berkisah tentang manusia-manusia yang berada di bawah tekanan kerja, menghadapi bos apatis, dan lemburan yang tak kunjung khatam. Sehingga mereka memiliki cita-cita untuk resign dari kantornya . Direkomendasikan pada remaja dewasa yang menyukai kehidupan dunia kerja metropolitan dengan balutan komedi dan seloroh segar.

    Quote-Quote Novel Resign

    Anak baru boleh ramah, asal jangan cari muka (hal 55).

    Tempat anak baru ditentukan dari seseru apa rahasia yang dia bawa (hal 75).

    Apa yang kamu kerjakan sampai kamu merasa pantas mengajukan cuti (hal 82).

    Gosip itu seperti energi--tidak mungkin dihilangkan, tapi dapat berpindah atau berubah bentuk (hal 132).

    Sepandai-pandainya menyimpan rasa, pada akhirnya akan terungkap juga dari ekspresi mata (hal 145).

    Pacaran boleh sekantor, tapi rahasia kantor tetap nggak boleh dibagi (hal 271)


    Identitas Novel:

    Judul: Resign
    Pengarang: Almira Bastari
    Editor: Claudia Von Nasution
    Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
    Tahun Terbit: 2018
    Tebal: 288 halaman
    ISBN: 978-602-03-8071-1
    EISBN: 978-602-03-8072-8
    Harga: 68.000 - 70.000

    Demikian resensi novel Resign karya Almira Bastari. Semoga bermanfaat.


    Beli Novel  Resign via Shopee 

    Beli Novel Resign via Tik Tok




    Author

    Moera Ruqiya

    Panggil aku, Moera.