BLANTERORBITv102

    Resensi Novel Ayah Andrea Hirata

    Rabu, 06 April 2022
    Sinopsi Novel Ayah Andrea Hirata

    Kegilaan Cinta dan Ketulusan Menerima
    Resensi Novel Ayah Andrea Hirata

    Ruang Resensi | Andrea Hirata Seman Said Harun atau lebih akrab dengan sebutan Andrea Hirata adalah seorang penulis asal Belitung. Namanya mulai dikenal melalui novel pertamanya, Laskar Pelangi. Novel ini telah mendapat antusiasme di kalangan pembaca Indonesia hingga mancanegara. Selain difilmkan, novel tersebut juga diterjemahkan lebih dari 20 bahasa.

    Masih menggusung nilai-nilai dari Belitung, Andrea Hirata berusaha mewujudkan sosok ayah dalam diri Sabari yang terpukau dengan wanita bernama Marlena.

    Novel Ayah dikemas dengan gaya bahasa khas daerah, serta taburan puisi orang kasmaran, juga diselingi dengan tingkah lugu dan lucu toko-tokohnya. Nampak sekali sang penulis berusaha memuaskan dahaga pembaca melalui novel kesembilan ini.

    Sinopsis Novel Ayah Andrea Hirata

    Ketika SMP, Sabari menganggap cinta adalah sesuatu yang asing. Tak kenal dan tak suka. Bak racun manis yang penuh tipu muslihat. Setiap kali dua temannya--Ukun dan Tamat--bercerita tentang rasa suka kepada beberapa gadis hingga membuat tak bisa tidur, dia selalu merasa jijik mendengarnya.

    Bahkan dia bertanya-tanya mengapa tak ada hukum menjerat orang yang suka main main dengan cinta seperti Ukun dan Tamat ini? Baginya, cinta adalah perbuatan buruk yang dilindungi hukum (hal 10).

    Akan tetapi, semuanya berubah ketika Sabari bertemu dengan Marlena--yang sebenarnya tanpa disengaja. Setengah hatinya langsung terenggut begitu saja--tidak, bukan setengah, melainkan seluruhnya. Hari-harinya mulai rumit. Dia akhirnya merasakan bagaimana jatuh cinta. Sehingga tidak lagi berani mencela Ukun dan Tamat.

    Sejak itu, Sabari mengalami kegilaan cinta. Mulanya, curi-curi pandang, hingga lama-lama terpesona macam orang kesurupan (hal 34). Itu semua diawali saat masuk SMA.

    Dengan filosofi hidup bahwa mencintai sesorang merupakan hal yang fantastis meskipun orang yang dicintai merasa muak (hal 36). Sabari tetap mantap mencintai Lena.

    Dia rela menjadi budak tukang sampah demi sedikit upah agar bisa mengirim lagu dan salam melalui radio kepada Marlena. Sahabatnya memperingatkan agar menyudahi saja drama itu. Namun, dia tak hirau.

    Sabari makin menggila. Bahkan, menyogok Zuraida sebagai mata-mata. Ketika mendengar Lena suka main kasti, dia langsung jadi pemain kasti SMA. Bulan berikutnya, ketika tersiar kabar Lena suka lompat jauh, tiba-tiba saja dia sudah jadi juara lompat jauh. Pun, tahu Lena suka lelaki berseragam, sekejap dirinya langsung terpilih sebagai tim Paskibra SMA. Hingga akhirnya lelaki ini menjadi tukang gulung kabel demi mendengar sang pujaan senang dengan pemain gitar band. 

    Dengan semua prestasi hebat itu, Marlena bukannya luluh. Malah semakin brutal menolak Sabari. Sampai masa-masa SMA pun terlewati.

    Demi sebuah tekad untuk melupakan Marlena, dia pergi ke Tanjong Pandan dan bekerja di sana. Mulai sebagai kuli bangunan, kuli es batu, ikut lomba maraton, berkenalan dengan perempuan lain, tapi percuma. Hatinya sudah simpul mati dengan si wanita.

    Hingga kemudian, Sabari memutuskan untuk kembali ke Belantik dan melamar pekerjaan di percetakan batako milik Markoni yang tak lain ayah Marlena. Berharap dengan bekerja di sana dia bisa lebih dekat dengan si kekasih impian. Walau sekadar melihat sandal putusnya, itu lebih baik daripada menanggung rindu setengah mati di Tanjong Pandan.

    Di sini, Sabari memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Sampai-sampai mendapat penghargaan sebagai karyawan teladan dengan medali besar. Tentu saja, semua itu dilakukan demi menarik perhatian Marlena, tapi semuanya nol besar. tidak ada hasil sama sekali. Padahal, jika dihitung waktu, dia sudah mencintai Marlena lebih dari 11 tahun.

    Lalu, pada suatu massa, terjadilah sebuah keajaiban--kalau tidak ingin menyebutnya kecelakaan.  Marlena yang kerap bermain asmara dengan lelaki mana-mana, akhirnya hamil. Parahnya, tidak ada pertanggungjawaban. Di sini, Sabari maju menjadi pahlawan dan menumbalkan diri untuk menikahinya. 

    Apakah kehidupan Sabari berubah romantis setelah menikah dengan gadis impiannya? Tidak! Kemalangannya malah semakin menjadi-jadi!

    Kelebihan dan Kekurangan Novel Ayah Andrea Hirata

    Novel ini sarat dengan pesan moral. Sosok Sabari mengajarkan banyak hal. Mulai dari kesungguhan dalam memperjuangkan cinta--walau sebenarnya cintanya sudah melampaui kewarasan. Penerimaan tulus terhadap Lena yang sudah tak suci dan keikhlasannya merawat sang buah hati.

    Selain itu, Ukun dan Tamat sungguh menggambarkan arti persahabatan sejati. Keduanya rela hilir mudik menyeberang pulau demi mencari sosok Lena dan anaknya yang hilang tak tahu rimbanya.

    Di sisi lain, Andrea Hirata berhasil menyinggung kualitas pendidikan negeri ini melalui dialog antara Bu Norma dan murid-muridnya (hal 71). Seolah mengilustrasikan murid yang berlagak pintar dan guru yang kurang kompeten.

    Belum lagi soal Marlena yang hamil akibat pergaulan bebas--gonta ganti pacar sampai kebablasan. Seakan memang ditujukan untuk anak-anak negeri ini yang memang sudah mengalami dekadensi moral.

    Meski berusaha menyajikan novel Ayah sebaik mungkin dengan aksi-aksi heroik tokoh utama serta sahabat-sahabatnya, penulis nampaknya terlalu tenggelam dalam drama cinta Sabari dan Marlena, hingga peran 'ayah' dalam diri tokoh utama menjadi tersudut. Membuat judul Ayah pada novel ini sedikit mengalami disimilaritas.

    Selain itu, drama haru pertemuan Ukun dan Tamat dengan Marlena dipupuskan begitu saja. Padahal, keduanya sudah morat marit tak karuan melakukan pencarian. Tiba-tiba saja berkirim surat kepada Sabari dan mengabarkan sudah bertemu.

    Adapun bagian Sabari mengikat surat di kaki penyu hingga sampai ke Australia Utara dan ditemukan oleh Nelayan Aborigin, terlihat sangat memaksa. Dan semakin menambah kesan konyol ketika sang nelayan ikut mencari keberadaan Marlena dan anaknya di sana. 

    Kesimpulan: novel ayah berkisah tentang seorang lelaki bernama Sabari yang sangat mencintai Marlena dan rela memberikan segala apa yang dimilikinya. Direkomendasikan kepada remaja dewasa yang mendamba kisah drama cinta serta keikhlasan dan ketulusan dalam menerima.

    Quotes Novel Ayah Andrea Hirata

    Hidup ini memang dipenuhi dengan orang yang kita inginkan, tetapi tidak menginginkan kita, dan sebaliknya (hal 164).

    Biarlah kita jatuh cinta dan biarlah waktu mengujinya (hal 253).

    Orang yang datang membawa cinta kepada orang yang sedang sakit, dia membawa kesembuhan (hal 254).

    Manusia bisa berada di tempat yang sama dalam waktu yang berbeda, tetapi tak bisa berada di tempat yang berbeda dalam waktu yang sama, semua itu karena pencipta manusia mau agar manusia setia (hal 267).

    Apa yang tak mampu membunuhmu akan membuatmu semakin kuat (hal 269).

    Identitas Novel:

    Judul: Ayah
    Pengarang: Andrea Hirata
    Penerbit: Bentang Pustaka
    Tahun Terbit: 2015
    Tebal: 412 halaman
    ISBN: 978-602-291-102-9

    Demikian resensi novel Ayah karya Andrea Hirata. Semoga bermanfaat.

    Download resensi novel Ayah karya Andrea Hirata PDF

    Download resensi novel Ayah karya Andrea Hirata Docx

    Baca juga: Resensi Novel French Pink | Prisca Primasari


    Author

    Moera Ruqiya

    Panggil aku, Moera.